Dua saksi mata mengatakan bahwa tiga orang tewas dan beberapa orang lainnya luka-luka di kota Mandalay yang merupakan kota terbesar kedua di Myanmar, saat demonstran melakukan aksi duduk untuk menentang kudeta dan diserang polisi dengan tembakan.
Baca Juga: Inilah Alasan Resmi Tim Bulutangkis Indonesia Harus Mundur dari Kejuaraan Bergengsi All England 2021
Sedangkan di kota Pyay, menurut media lokal disebutkan seorang demonstran meninggal dunia, setelah polisi mencegat ambulan yang berisi korban luka-luka dan seorang yang luka tersebut meninggal dunia karena terlambat ditangani.
Sedangkan di kota Yangon, masih menurut laporan media lokal disebutkan dua orang meninggal dunia karena tembakan polisi saat berunjuk rasa untuk menuntut pembebasan temanya yang ditangkap aparat kepolisian.
Seperti diketahui, Protes massal dan tindakan pembangkangan sipil telah terlihat di seluruh Myanmar sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021.
Para pengunjuk rasa telah menyerukan diakhirinya kekuasaan militer dan pembebasan para pemimpin pemerintah terpilih negara itu - termasuk Aung San Suu Kyi - yang digulingkan dan ditahan dalam kudeta tersebut.
Kudeta dan penindasan dengan kekerasan terhadap protes yang mengikutinya telah menyebabkan kecaman internasional, yang sejauh ini diabaikan oleh militer Myanmar.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan insiden kemarin sebagai hari paling kejam sejak demonstrasi menentang kudeta militer bulan lalu pertama kali meletus.