Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Picu Ketegangan Jelang Olimpiade Tokyo di Jepang

- 25 Maret 2021, 11:40 WIB
Ilustrasi Rudal.
Ilustrasi Rudal. /Pixabay

BAGIKAN BERITA - Hari ini Korea Utara luncurkan dua rudal balistik ke laut dekat Jepang pada Kamis, 25 Maret 2021, perdana menteri buka suara hal tersebut akan picu ketegangan jelang perhelatan olahraga akbar Olimpiade Tokyo.

Berdasarkan aturan larangan PBB, bahwa rudal balistik Korea Utara itu dilarang, jika hal ini terjadi maka akan ada tantangan bagi presiden Amerika Serikat Joe Biden dan mengancam perdamaian dunia.

Dilansir Bagikanberita.com dari Reuters.com, Pemerintahan Jepang mengatakan bahwa rudal milik Korea Utara itu terbang lintasi disekitar 450 km (280 mil) hingga mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.

Baca Juga: Innalilahi, Kita Kehilangan Cendikiawan Indonesia, Politisi Demokrat, Rachland Nashidik Sampaikan Kabar Duka

"Peluncuran pertama hanya dalam waktu kurang dari satu tahun merupakan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas di Jepang dan kawasan serta melanggar resolusi PBB," ujar Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.

Terlebih lagi Jepang akan menghelat Olimpiade Tokyo yang sempat tertunda akibat pandemi.

Suga membeberkan ia akan pastikan Olimpiade Tokyo akan berjalan dengan aman, lancar dan terjamin tanpa ada hambatan disana-sini.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan sebelumnya melaporkan dua proyektil tak diketahui telah ditembakan ke laut antara semenanjung Korea dan Jepang di Provinsi Hamgyong Selatan Korea Utara di pantai timur.

Baca Juga: Bikin Ngiler, Resep Es teler Alpukat Ini Cocok Disantap Saat Berbuka Puasa, Mudah dan Gak Ribet

JCS mengungkapkan dalam pernyataan bahwa Badan intelejen Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang menganalisis data peluncuran tersebut guna mendapatkan informasi tambahan.

Selain itu Gedung Biru kepresidenan Korea Selatan akan mengadakan pertemuan darurat dewan keamanan nasional untuk membahas peluncuran tersebut secepatnya.

Pejabat Amerika Serikat mengonfirmasi ke Negara Korea Utara melakukan peluncuran proyektil baru, tanpa memberikan rincian tentang jumlahnya berapa atau jenis proyektil yang diketahui.

Penjaga pantai Jepang himbau semua kapal agar tak dekati benda yang jatuh dan meminta mereka untuk memberikan informasi kepada penjaga pantai jika ada benda asing di perairan laut.

Baca Juga: Innalillahi, Staf Khusus Komunikasi Presiden Fadjroel Rachman Sampaikan Kabar Duka, Meninggalnya Arbi Sanit

Pejabat AS dan Korea Selatan mengatakan, dalam catatan selama akhir pekan, Korea Utara telah tembakan dua rudal jelajah jarak pendek, namun Biden beranggapan bahwa tes tersebut hanya sebagai bisnis seperti biasa, serta pejabat di Washington membeberkan mereka masih terbuka untuk berbicara dengan Korea Utara

"Bahkan uji coba rudal balistik jarak pendek akan menjadi peningkatan dari uji coba akhir pekan, dan memungkinkan Korea Utara untuk meningkatkan teknologinya, mengirimkan tanggapan yang proporsional terhadap latihan militer AS-Korea Selatan, dan memberi sinyal kepada Amerika Serikat bahwa hal itu meningkat gudang persenjataannya, terang Vipin Narang," seorang ahli urusan nuklir di Institut Teknologi Massachusetts Amerika Serikat.

"Peluncuran uji coba seharusnya tidak menghambat upaya diplomatik, tetapi itu adalah pengingat akan biaya kegagalan untuk mengamankan kesepakatan dengan Pyongyang, imbuhnya.

Baca Juga: Innalillahi, Staf Khusus Komunikasi Presiden Fadjroel Rachman Sampaikan Kabar Duka, Meninggalnya Arbi Sanit

"Setiap hari yang berlalu tanpa kesepakatan yang mencoba untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh persenjataan nuklir dan rudal Korea Utara adalah hari yang semakin besar dan semakin buruk," tutup Narang.

Tawaran keinginan diplomatik Biden ke Korea Utara tak digubris, hingga Korea Utara menyatakan tidak akan terlibat sampai Washington mencabut kebijakan permusuhan, termasuk latihan militer bersama dengan Korea Selatan.

hari Rabu, 24 Maret 2021, pejabat senior Amerika Serikat mengungkapkan bahwa, peninjauan kebijakan Korea Utara pemerintahan AS sedang dalam tahap akhir.

Mereka akan menjadi tuan rumah bagi penasihat keamanan nasional sekutu Jepang dan Korea Selatan pada minggu depan untuk membahas hal tersebut.

Baca Juga: Innalillahi, Selamat Jalan untuk Selamanya, Anas Urbaningrum Sampaikan Kabar Duka Meninggalnya Syarwan Hamid

Menurut pemantau sanksi PBB yang independen, Korea Utara terus kembangkan program nuklir dan misilnya sepanjang tahun 2020.

Mereka telah langgar sanksi PBB sejak tahun 2006 lalu, membantu mendanai mereka dengan sekitar $ 300 juta yang dicuri melalui peretasan dunia maya.

Namun, Korea Utara saat ini belum uji senjata nuklir atau rudal balistik antar benua (ICBM) jaraka jauhnya, sejak 2017 lalu.

Di awal 2018, Korea Utara telah mengumumkan moratorium pengujian senjata nuklir dan ICBM.

Baca Juga: Megawati Sebut Risma 'Makan Hati', Badannya Jadi Kurus dan Sering Nangis setelah Menjadi Menteri Sosial

Uji coba terakhir dilakukan pada bulan Maret 2020, dan telah menguji sejumlah rudal jarak pendek baru yang bisa mengakibatkan ancaman bagi negeri ginseng Korea Selatan dan 28.500 tentara Amerika Serikat yang bertugas disana.***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x