Serangan Presiden Amerika Joe Biden di Kabul Afghanistan Salah Sasaran, Tewaskan Pekerja Bantuan Tak Berdosa

- 12 September 2021, 12:00 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. /thehill.com

Pentagon awalnya mempresentasikan serangan udara itu sebagai misi yang sukses untuk mencegah pemboman lain di bandara Kabul.

Setelah 13 anggota layanan Amerika Serikat dan setidaknya 169 warga Afghanistan tewas dalam dugaan serangan bunuh diri ISIS pada 26 Agustus.

"Prosedur diikuti dengan benar dan itu adalah pemogokan yang benar," Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan sesudahnya.

Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Pusat Amerika Serikat mengatakan jika pasukan militer Amerika Serikat melakukan pertahanan diri.

"Serangan udara hari ini pada sebuah kendaraan di Kabul, menghilangkan ancaman ISIS-K yang akan segera terjadi ke bandara Internasional Hamad Karzai," tuturnya.

Baca Juga: Ayo Buruan Daftar, PNM Mekaar Plus Manjakan Kaum Perempuan Bisa Dapat Modal Rp25 Juta, Ini Syaratnya

"Ledakan sekunder yang signifikan dari kendaraan menunjukkan adanya sejumlah besar bahan peledak," sambungnya.

Militer telah diberi kelonggaran luas untuk menyerang tersangka teroris tanpa persetujuan presiden setelah pemboman bandara.

Meskipun ada laporan yang konsisten tentang korban sipil yang terkait dengan serangan udara Amerika Serikat di Afghanistan.

Suatu hari setelah serangan bandara, militer Amerika Serikat mengatakan pada 27 Agustus telah menewaskan dua tersangka anggota kelompok Negara Islam di Afghanistan Timur melalui serangan pesawat tak berawak.

Halaman:

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x