Israel, yang mengaku akan menghancurkan Hamas, menolak gencatan senjata dengan dalih bahwa hal itu akan memberi Hamas kesempatan untuk menghimpun kekuatan. AS mendukung sikap Israel tersebut meski mengatakan tetap mendorong sekutunya itu untuk melindungi warga sipil.
"Amerika Serikat tidak ingin melihat pertempuran di rumah sakit di mana orang-orang tak berdosa, pasien yang dirawat, terjebak dalam baku tembak, dan kami telah berdiskusi aktif dengan Pasukan Pertahanan Israel tentang hal ini," kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, kepada CBS News.
Ratusan ribu warga sipil diyakini masih berada di Gaza utara meski ada perintah dari Israel untuk meninggalkan wilayah itu.
Israel juga terus membombardir Gaza selatan. Pejabat kesehatan di sana mengatakan sedikitnya 14 orang tewas dalam dua serangan terpisah di Kota Khan Younis. Di RS Nasser, orang-orang membawa para korban, termasuk anak-anak, dengan kendaraan pribadi.
"Banyak mayat di bawah reruntuhan, kami perlu ambulans," teriak seorang pria.
Konflik Israel-Palestina ini dikhawatirkan akan meluas ke luar Gaza. Hizbullah yang berbasis di Lebanon telah terlibat pertempuran dengan Israel. Kelompok itu dilaporkan telah meluncurkan setidaknya 40 serangan pesawat nirawak dan roket terhadap pasukan AS.***