Di ILC Selasa 17 November, IDI Sesalkan Kerumunan Pendukung Rizieq Shihab Langgar Protokol Kesehatan

- 17 November 2020, 21:36 WIB
Tangkapan layar tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) Selasa 17 November 2020. Wakil Ketua IDI DR Slamet Budiarto menjelaskan tentang potensi ledakan kasus infeksi Covid-19.
Tangkapan layar tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) Selasa 17 November 2020. Wakil Ketua IDI DR Slamet Budiarto menjelaskan tentang potensi ledakan kasus infeksi Covid-19. /Ahmad Taofik /Bagikanberita.com

BAGIKAN BERITA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyesalkan penyambutan dan hajatan Iman Besar Front Pembela Islam (FPI) melanggar protokol kesehatan. 

Wakil Ketua Umum IDI DR Slamet Budiarto mengatakan, kerumunan tanpa protokol kesehatan akan mengakibatkan ledakan kasus Covid-19. 

"Sampai hari ini, angka infeksi Covid-19 belum ada tanda tanda berhenti. Semakin hari semakin fluktuatif.

Baca Juga: Terungkap, KPK Sebut Siapa yang Membantu Pelarian Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi

Kemudian kadang turun kadang naik. Di negara lain juga sama. Di negara yang terkendali, seperti negara tetangga Singapura, tapi bukan nol tetap ada," ucap Slamet di acara Indonesia Lawyers Club dengan tema "Setelah Protokol Kesehatan Dilanggar", Selasa 17 November 2020. 

Dia mengatakan, bahkan di Eropa saja sudah lockdown kembali. Menurut dia, dapat disimpulkan, hari ini Covid-19 belum ada tanda-tanda selesai.

"Kita menilai ke Ibu Kota di Jakarta, pada saat diterapkan PSBB terakhir oleh gubernur (sempat) melandai dan turun.

Baca Juga: Aplikasi Edit Foto Stiker WhatsApp di Iphone Gratis, Photoroom Background Eraser

Kemudian ada libur panjang, lalu demo (UU Omnibus Law Cipta Kerja). Sekarang, dari awal bulan sampai sekarang itu sudah mulai meningkat lagi. Di RS, pasien meningkat lagi.

Artinya kerumunan orang sangat memicu angka infeksi," ucap Slamet. 

Dia menambahkan, jika hal ini terus dibiarkan, semua orang bisa jadi terinfeksi Covid-19. Hanya tinggal menunggu waktu saja. 

Jika ingin menekan angka penyebaran covid-19, harus konsekuen memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan tidak ada kerumunan. 

Baca Juga: Gisel Diperiksa Polisi jadi Saksi Video Syur Mirip Wajahnya

"(Protokol kesehatan) itu harus dipegang. Harapan kita hanya kepada dua untuk mengendalikan Covid-19.

Pertama protokol kesehatan, kedua menunggu vaksin. Sampai hari ini (vaksi tersedia) paling cepat 2021. Kalau belum siap vaksin dan lalai prokes, ya kita nunggu saja. Kita akan meledak lagi ini," ucap Slamet. 

Lebih lanjut dia mengatakan, bisa saja ke depan, orang yang terinfeksi Covid-19 itu hanya akan mengalami gejala ringan, kemudian mendadak meninggal satu minggu kemudian. 

"Orang bisa merasa OTG hari ini, seminggu kemudian sudah meninggal.

Baca Juga: Jaehyun NCT Terlalu Sibuk Konser dan Syuting, Penggemar Khawatir Kondisi Kesehatannya

Angka kematian kita sudah tinggi di atas 15 ribu. Tertinggi di ASEAN. Apa mau menambah angka kematian?" ucapnya. 

Dirinya mengimbau kepada para pemuka agama untuk menjaga dan ikut berkampanye protokol kesehatan. 

"Kami tidak ada kata menyerah, kami tidak ada kata terserah. Kami di sumpah pagu, siang, malam harus siap. Walaupun anak istri kami terinfeksi. Kami tetap pegang su.pah. Kami menginginkan kepada masyarakat dan pemerintah untuk mengurangi beban kami," tutur dia. 

Baca Juga: Cek Rekening Anda Sekarang! BLT Subsidi Gaji Gelombang 2 Dicairkan ke Mandiri, BNI, BTN, BCA, BRI

Menurut dia, jika pasien Covid-19 turun, para dokter akam punya banyak waktu dan tidak kelelahan dalam bekerja. 

"Nanti kita lihat untuk menilai apakah akan ada klaster baru (setelah kerumunan penyambutan Rizieq Shihab), kita lihat seminggu ke depan," ujar dia. ***

Editor: Ahmad Taofik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x