LIB Stop Liga 1 Selama Satu Pekan Akibat Ratusan Aremania Meninggal Dunia Pasca Laga Arema vs Persebaya

- 2 Oktober 2022, 07:23 WIB
LIB Hentikan BRI Liga 1 setelah ratusan aremania meningggal dunia akibat kerusuhan pascas kekalahan Arema fc dari  Persebaya
LIB Hentikan BRI Liga 1 setelah ratusan aremania meningggal dunia akibat kerusuhan pascas kekalahan Arema fc dari Persebaya /Twitter/

BAGIKAN BERITA - Imbas dari ratusan orang suporter Aremania meninggal dunia pasca kerusuhan karena kekalahan Arema dari Persebaya di PT Liga Indonesia Baru (LIB) menghentikan Liga 1 Indonesia musim 2022-2023 selama satu pekan.

"Keputusan tersebut kami umumkan setelah kami mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI (Mochamad Iriawan). Ini dilakukan untuk menghormati semua pihak, sambil menunggu proses investigasi dari PSSI," kata Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita terkait dengan ratusan suporter Aremania meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan.

LIB menyatakan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan menyebabkan ratusan orang suporter Aremania meninggal dunia, namun jumlah korban kehilangan nyawa masih belum dapat dipastikan.

Baca Juga: Innalillahi, Video Jenazah Suporter Bergelimpangan di Kanjuruhan Tersebar usai Laga Arema FC vs Persebaya

Selain itu, beberapa fasilitas di stadion berkapasitas 46.000 penonton tersebut juga rusak parah.

"Kami prihatin dan sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Kami ikut berdukacita dan semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua," kata Akhmad.

Kerusuhan berawal saat ribuan suporter Arema FC, Aremania, merangsek masuk lapangan setelah tim kesayangannya kalah 2-3 dari Persebaya.

Baca Juga: Kronologi 127 Korban Tewas di Stadion Kanjuruhan Malang di Laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya

Polisi kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan yang membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.

Para pendukung yang bertumbangan membuat kepanikan di area stadion.

Namun jumlah suporter yang membutuhkan bantuan medis tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.

Baca Juga: Sepakbola Indonesia Berduka: 127 orang Meninggal Dunia di Kanjuruhan, Setelah Arema Kalah dari Persebaya

Banyak suporter yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.


Hal tersebut disampaikan oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri.

"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri,"ujar Nico Alfinta.

Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Persija Jakarta, Tak Kunjung Datang dalam Jumpa Pers Sebelum Laga Lawan persib di Liga 1

Lebih lanjut Nico mengatakan sekitar 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Sedangkan sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Menurutnya, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.

Baca Juga: Kronologi dan Detik-detik Lesti Kejora Disiksa Rizky Billar Berulang Kali

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan,"katanya.

Awalnya pertandingan sepakbola Liga 1 antara Arema FC VS Persebaya Surabaya FC di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar.

Baca Juga: UMKM dengan Syarat Ini Bisa Dapat Rp10 Juta di KUR BRI, Ini Cara Pengajuan Pinjaman Tanpa Jaminan

Tidak Disangka setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Akhirnya Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

Baca Juga: Sudah Persiapan Maksimal Luis Milla Yakin Persib Raih Hasil Positif Lawan Persija di Liga 1

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.

Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.

"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," kata Sanusi.

Baca Juga: Persib vs Persija di Liga 1: Teja Paku Alam Siap Diturunkan

Kerusuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022.

Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir.

Editor: Hendra Karunia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah