"Dengan begitu, persatuan Myanmar akan kembali menjadi bangsa yang dibanggakan dunia." pungkasnya.
Perang ini dilatarbelakangi kudeta yang dilakukan angkatan bersenjata Tatmadaw di Myanmar pada 1 Februari 2021.
Termasuk penggulingan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang memicu protes masyarakat pro-demokrasi di Myanmar yang umumkan keadaan darurat.
8 bulan kemudian telah terjadi lebih dari 1.000 warga sipil terbunuh dan terluka serta beberapa dihukum secara paksa.
Selain itu warga Myanmar juga dihadapkan berbagai krisis mulai dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan angka kematian dan kasus positif meningkat.
Hingga runtuhnya perekonomian dan tidak adanya akses pertolongan kemanusiaan.
Diketahui beberapa kelompok telah bergabung dan mendukung NGU dalam deklarasi perang melawan rezim militer Tatmadaw.
Mulai dari Gerakan Perlawanan Sipil (CDM) yang terdiri dari warga sipil yang menolak kembali bekerja, termasuk staff pemerintahan, pekerja medis, dan guru.