Deklarasi Perang NUG Myanmar terhadap Rezim Militer Pemerintahan Myanmar

- 9 September 2021, 21:38 WIB
Pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing dalam agenda parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021.
Pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing dalam agenda parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. /Stringer/Reuters

"Dengan begitu, persatuan Myanmar akan kembali menjadi bangsa yang dibanggakan dunia." pungkasnya.

Perang ini dilatarbelakangi kudeta yang dilakukan angkatan bersenjata Tatmadaw di Myanmar pada 1 Februari 2021.

Baca Juga: Tetap Menolak, Presiden Amerika Joe Biden Tak Mau Akui Pemerintahan Baru Afghanistan Dipimpin Taliban

Termasuk penggulingan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang memicu protes masyarakat pro-demokrasi di Myanmar yang umumkan keadaan darurat.

8 bulan kemudian telah terjadi lebih dari 1.000 warga sipil terbunuh dan terluka serta beberapa dihukum secara paksa.

Selain itu warga Myanmar juga dihadapkan berbagai krisis mulai dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan angka kematian dan kasus positif meningkat.

Hingga runtuhnya perekonomian dan tidak adanya akses pertolongan kemanusiaan.

Diketahui beberapa kelompok telah bergabung dan mendukung NGU dalam deklarasi perang melawan rezim militer Tatmadaw.

Baca Juga: Oposisi Minta Berdamai dengan Taliban, Alami Kekalahan dan Jenderalnya Tewas di Lembah Panjshir Afghanistan

Mulai dari Gerakan Perlawanan Sipil (CDM) yang terdiri dari warga sipil yang menolak kembali bekerja, termasuk staff pemerintahan, pekerja medis, dan guru.

Halaman:

Editor: Hendra Karunia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x