Kouta Jamaah Haji Dibatasi Bisnis Jasa di Arab Saudi Banyak yang Merugi

- 1 Agustus 2020, 14:26 WIB
Masjidil Haram Mekkah .*/PIXABAY.COM
Masjidil Haram Mekkah .*/PIXABAY.COM /

BAGIKAN BERITA- Perayaan Ibadah haji di Arab Saudi pada tahun ini terasa berbeda.

Jumlah jamaah haji yang biasanya di datangi dari seluruh penjuru dunia kini dibatasi.

Hal tersebut dikarenakan pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia tidak terkecuali Arab Saudi.

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Perpanjang PSBB Proporsional di Wilayah Bodebek Hingga 16 Agustus 2020

Jumlah jamaah haji dalam ibadah haji 2020 di Arab Saudi dibatasi hingga kurang dari 1.000 jamaah saja.

Pembatasan tersebut dengan alasan untuk melindungi kesehatan jamaah dari virus covid-19 yang berasal dari Wuhan China.


Dengan pembatasan Jamaah haji tersebut berimbas terhadap lumpuhnya sejumlah Bisnis di Arab Saudi.

Baca Juga: Innalillahi, Jagal di Tasikmalaya Meninggal Diatas Domba Saat Hendak Sembelih Hewan Qurban

Seperti yang dikeluhkan Sajjad Malik, seorang pengelola taksi dekat Masjidil Haram.

Pasalnya, kantornya sekarang sepi pelanggan.

“Tidak ada pekerjaan, tidak ada gaji, tidak ada,” ujarnya seperti di kutip Pikiran-Rakyat.com dari BBC, Kamis, 30 Juli 2020.

Baca Juga: Armada Band Ajak Netizen Berdendang Melayu Live di Vidio dan SCTV

“Biasanya, 2 atau 3 bulan sebelum ibadah haji, saya dan para sopir lainnya bisa dapat penghasilan sampai akhir tahun, tetapi sekarang kami tak dapat penghasilan apapun,"ujarnya.


Sementara itu Samiur Rahman, salah satu sopir setempat, mengaku sekarang jalanan sepi bak kota hantu, tidak terlihat para jemaah haji yang biasanya ramai berlalu-lalang di Mekkah.

Sajjad mengatakan bahwa dia dan para sopirnya harus tidur 4 sampai 5 orang sekamar, bahkan mereka sekarang sulit untuk mencari makan.

Baca Juga: Mengubah Strategi Wirausaha di Masa Pandemi Covid-19

Sajjad tidak menerima bantuan apapun dari pemerintah setempat. Ia memang memiliki tabungan, tetapi tak cukup untuk menggaji 50 orang pegawainya.

Bahkan salah satu temannya meneleponnya dan memohon untuk bekerja dengannya. Dia pun tidak peduli apakah ia akan digaji atau tidak.

Pembatasan jemaat haji yang ketat ini dilakukan Arab Saudi karena negara tersebut termasuk kedalam negara yang memiliki penyebaran penularan Covid-19 terparah di Timur Tengah.

Baca Juga: Penyanyi Dangdut Ayu Ting Ting Geram Dituding Netizen Fotonya Selalu Pakai Editan

Itu pun jumlahnya sangat dibatasi – hanya 10.000 jemaah haji saja.

Para jemaah haji pun tidak diperbolehkan untuk mengambil air zam-zam secara langsung – harus dimasukkan kedalam botol terlebih dahulu.

Bebatuan untuk prosesi lempar jumrah di Mina pun perlu disterilisasi terlebih dahulu.

Baca Juga: Korea Utara Kembangkan Vaksin Covid-19, Amerika Khawatir Bikin Senjata Biologis

Negara-negara dekat Arab Saudi seperti Kenya pun kesulitan untuk menjual hewan ternak untuk keperluan Idul Adha.

Pasalnya, para peternak disana yang biasanya menjual ternak mereka ke Arab Saudi menjadi sulit untuk mendapat pemasukan karena pembatasan ketat terhadap para jemaah haji di Arab Saudi.


Rata-rata, para pegawainya mengekspor 5.000 ekor hewan ternak ke Arab Saudi untuk keperluan haji.

Baca Juga: Kekeyi Dilarikan ke Rumah Sakit Setelah Kakinya Terinjak Sapi Kurban, Langsung Dikomen Netizen

"Para peternak sekarang beralih pada bidang gudang pendingin dan usaha pasar,"katanya.

Ia juga menambahkan, Kita sedang khawatir bahwa ini akan mengurangi harga dari hewan-hewan ternak karena kita harus menjual merek ini dengan harga murah.”

Kondisi serupa juga menimpa beberapa bisnis travel yang merugi besar akibat pandemi.

Baca Juga: Wakil Walikota Bandung Apresiasi Panitia Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Kurban

Tahun lalu, Pakistan menjadi negara yang paling banyak mengirim jemaah haji ke Arab Saudi.

Namun, sekarang di Karachi, Pakistan, seorang pemilik usaha travel disana yang bernama Shahzad Tajj, mengaku sedang berada di ambang kebangkrutan.

Ia berkata bahwa banyak bisnis seperti penerbangan, logistik, dan pengiriman lumpuh karena pandemi ini.

Baca Juga: Menristek Tinjau Kesiapan Fasilitas Produksi Vaksin Covid-19 di Bio Farma

Ia pun menambahkan bahwa mereka tak memiliki persiapan apapun terhadap kondisi ini.


“Kita harus mengurangi jumlah para pegawai serendah mungkin. Waktu telah memaksakan kita untuk menjual aset-aset, mobil, dan beberapa properti yang kita miliki setidaknya untuk tetap bertahan hidup di masa pandemi ini. Saya juga membantu memberi dana darurat kepada beberapa orang di tim saya, tapi hanya itu yang bisa saya lakukan,"katanya.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat.com dengan judul Jumlah Jemaah Haji Dibatasi, Sejumlah Bisnis di Arab Saudi Lumpuh

Pembatasan-pembatasan tahun ini telah merugikan kota Mekkah dan Madinah di sektor finansial, yang biasanya kedua kota ini mendapat pemasukan senilai jutaan dolar dari jemaah haji.

Baca Juga: Buronan Kasus Bank Bali Djoko Tjandra Akhirnya Ditangkap di Malaysia

“Walaupun anggaran layanan ibadah haji bisa ditabung tahun ini, kota Mekkah dan Madinah tetap akan rugi sekitar 9-12 juta dolar AS (Rp 133 miliar - Rp 177 miliar ),” ujar Mazen Al-Sudairi, kepala riset dari departemen keuangan Al-Rajhi Capital di kota Riyadh.

Ia juga mengatakan bahwa pemerintah telah membantu.

“Mungkin bisnis menengah kebawah sedang terpuruk, tetapi bank pusat Arab Saudi sedang berupaya untuk membantu segmen ini dengan cara menunda pinjaman mereka dalam 2 atau 3 bulan kedepan,” ujarnya seperti dilansir BBC, Kamis, 30 Juli 2020.

Baca Juga: realme Resmi Luncurkan realme C15 Membawa Kombinasi Pertama Baterai Besar 6000mAh dengan Harga Mula

Al-Sudairi juga menambahkan, “Kita yakin bahwa kita sedang menghadapi fase pemulihan – masa-masa sullit sudah terlewati.”

Lebih dari 80 persen dari pemasukan Arab Saudi berasal dari jual beli minyak, namun harga-harga tersebut anjlok, memaksa negara untuk melakukan alternatif lain, namun tidak berjalan dengan baik – menurut Alexander Perjessy dari Moody’s Sovereign Risk Group.

Sementara Sementara itu di kota Mekkah, walaupun sepi penumpang, Sajjad Malik enggan untuk pulang ke negara asalnya, Pakistan.

Baca Juga: Menikmati Ragam Minuman Teh Original dan Kekinian di Teabumi Cafe Bandung

Arab Saudi telah menyediakan bantuan bagi negara-negara tetangga yang kesulitan mendapat penghasilan.

Bekerja di Arab Saudi selama 8 tahun ini telah membantu dirinya memberi nafkah bagi keluarga saya di rumah.

Selain itu dapat bantuan kesehatan gratis. Jika musim haji sedang berlangsung, akan ada pemasukan yang sangat besar.

"Para pekerja sedang kesulitan saat ini, tetapi negara ini masih nomor satu bagi saya. Alhamdulillah,"pungkasnya.*** (Huminca Sinaga/Pikiran Rakyat)

Editor: Hendra Karunia

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x