Untuk Melindungi Para Demonstran yang Akan Ditangkap, Suster ini Kembali Berlutut Dihadapan Militer Myanmar

9 Maret 2021, 14:13 WIB
Untuk Melindungi Para Demonstran yang Akan Ditangkap, Suster ini Kembali Berlutut Dihadapan Militer Myanmar /twitter.com/CardinalMaungBo//

BAGIKAN BERITA- Suster Ann Roza Nu Tawng yang fotonya viral pada 28 Februari lalu ketika berusaha menghadang junta militer Myanmar yang akan menangkapi para demonstran, kembali melakukan aksi heroik tersebut.

Pada Senin 8 Maret 2021 pagi waktu setempat, Suster Ann Roza Nu Tawng melakukan aksi serupa dengan menggunakan jubah putih dan kerudung hitam. Ia berlutut di dekat katedral dihadapan junta militer Myanmar yang akan melakukan penangkapan terhadap para demonstran.

Seperti diberitakan Sky news, suster Ann Roza Nu Tawng meminta kepada junta militer Myanmar untuk tidak tak memukuli, menyiksa, dan menahan para demonstran.

Baca Juga: Setelah Lama Ingin Berjumpa, Amien Rais Akhirnya Bisa Bertemu dengan Presiden Jokowi, Inilah yang Dibicarakan

Masih Menurut suster Ann Roza Nu Tawng para demonstran bukan penjahat, mereka hanya meneriakkan slogan-slogan sebagai ungkapan kekecewaan kepada junta militer Myanmar yang telah mengkudeta pemimpin hasil pemilu November lalu.

Meskipun salah satu polisi menyuruhnya untuk menjauh karena mereka harus melaksanakan tugas atasannya.

"Saya menjawab 'tidak. Jika kalian ingin melakukannya, maka kalian harus melewati saya dahulu'," tegasnya.

Baca Juga: Dokter Richard Lee Muncul Dukung Felicia Tissue, Atas Isu Perselingkuhan Kaesang Pangarep dengan Nadya Arifta

Akhirnya pihak militer meresponnya dan luluh atas himbauan suster Ann Roza Nu Tawng, mereka membuka barikade yang menutup jalan.Tak berselang lama, demonstran kembali.

Pada kesempatan itu juga, Suster Annm mengatakan, pada pukul 12.00 aparat kembali datang dan kembali untuk menindak aksi yang dilakukan demonstran.

Melihat aparat datang Suster Annm kembali berlutut untuk memohon agar aparat tersebut tidak melakukan kekerasan kepada pengunjuk rasa.

Baca Juga: Menyedihkan, Seorang Pejabat Partai NLD, Tewas Mengenaskan Dipenjara Setelah Disiksa Junta Militer Myanmar

"Mereka ikut berlutut, mereka mengatakan hanya melaksanakan tugas untuk membubarkan aksi," katanya.

Setelah permohonan tersebut, suster Ann Roza Nu Tawng mendengar suara tembakan dan lontaran gas air mata , ia merasa pusing dan kesulitan bernapas dan ia juga melihat demonstran yang tergeletak di jalan dengan luka tembak ditubuhnya.

Seperti diketahui, Protes massal dan tindakan pembangkangan sipil telah terlihat di seluruh Myanmar sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari.

Baca Juga: AS Murka Kerahkan Dua Pengebom Canggih B-52 Stratofortress, Setelah Kepentingannya Diganggu di Timur Tengah

Para pengunjuk rasa telah menyerukan diakhirinya kekuasaan militer dan pembebasan para pemimpin pemerintah terpilih negara itu - termasuk Aung San Suu Kyi - yang digulingkan dan ditahan dalam kudeta tersebut.

Kudeta dan penindasan dengan kekerasan terhadap protes yang mengikutinya telah menyebabkan kecaman internasional, yang sejauh ini diabaikan oleh militer Myanmar.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan insiden kemarin sebagai hari paling kejam sejak demonstrasi menentang kudeta militer bulan lalu pertama kali meletus.

Baca Juga: Kaesang Pangarep Akhirnya Angkat Bicara Mengenai Kabar Putusnya dengan Felicia Tissue yang Viral di Dunia Maya

“Polisi dan tentara melepaskan tembakan dengan peluru tajam dengan sedikit peringatan,” kata saksi mata seperti dikutip dari Reuters.

Aksi brutal yang dilakukan militer myanmar kepada para pengunjuk rasa mendapat kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), melalui juru bicara bidang hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani meminta militer menghentikan aksi kekerasan tersebut.

"Kami mengutuk keras kekerasan yang meningkat terhadap protes di Myanmar dan menyerukan kepada militer untuk segera menghentikan penggunaan kekuatan terhadap pengunjuk rasa damai," ujarnya ***

Editor: Ali Bakti

Sumber: REUTERS Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler