Melihat aparat datang Suster Annm kembali berlutut untuk memohon agar aparat tersebut tidak melakukan kekerasan kepada pengunjuk rasa.
"Mereka ikut berlutut, mereka mengatakan hanya melaksanakan tugas untuk membubarkan aksi," katanya.
Setelah permohonan tersebut, suster Ann Roza Nu Tawng mendengar suara tembakan dan lontaran gas air mata , ia merasa pusing dan kesulitan bernapas dan ia juga melihat demonstran yang tergeletak di jalan dengan luka tembak ditubuhnya.
Seperti diketahui, Protes massal dan tindakan pembangkangan sipil telah terlihat di seluruh Myanmar sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari.
Para pengunjuk rasa telah menyerukan diakhirinya kekuasaan militer dan pembebasan para pemimpin pemerintah terpilih negara itu - termasuk Aung San Suu Kyi - yang digulingkan dan ditahan dalam kudeta tersebut.
Kudeta dan penindasan dengan kekerasan terhadap protes yang mengikutinya telah menyebabkan kecaman internasional, yang sejauh ini diabaikan oleh militer Myanmar.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan insiden kemarin sebagai hari paling kejam sejak demonstrasi menentang kudeta militer bulan lalu pertama kali meletus.