Kronologi Anak SD di Tasikmalaya Korban Bully Dipaksa Setubuhi Kucing hingga Depresi dan Meninggal Dunia

- 21 Juli 2022, 21:11 WIB
Ilustrasi kronologi korban bully seorang anak SD di Tasikmalaya yang dipaksa setubuhi seekor kucing hingga depresi dan meninggal dunia
Ilustrasi kronologi korban bully seorang anak SD di Tasikmalaya yang dipaksa setubuhi seekor kucing hingga depresi dan meninggal dunia /Pexels/ Mikhail Nilov/

BAGIKAN BERITA - Kronologi anak SD di Tasikmalaya yang jadi korban bully hingga dipaksa setubuhi kucing, depresi dan meninggal dunia, Minggu 17 Juli 2022.

Sebelumnya viral kasus siswa SD asal Tasikmalaya bernama F (11 tahun) yang meninggal dunia menjadi korban bully depresi setelah videonya viral.

Korban diduga depresi karena malu video dirinya yang dipaksa bersetubuh dengan kucing tersebar seminggu sebelum ia meninggal dunia.

Baca Juga: Buntut 10 Orang Tewas Akibat Truk Pertamina, Polisi Tetapkan Sopir dan Kernet Jadi Tersangka

Selain dipaksa bersetubuh dengan kucing, korban juga seringkali jadi sasaran bully hingga dipukuli.

Ketika video rekaman tersebut tersebar F menjadi depresi dan selama berhari-hari melamun hingga tidak mau makan.

Orangtua korban mengaku baru mengetahui video tersebut seminggu sebelum korban meninggal.

Baca Juga: Mantan Imam Besar FPi Habib Rizieq Bebas dari Penjara sebelum Tahun 2024, Begini Alasannya

Korban mengalami depresi dan terus menyendiri hingga tidak mau makan mengeluh kesakitan tenggorokannya.

Setelah itu korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk melakukan perawatan namun tidak tertolong hingga kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Sebelumnya, korban tidak ingin memberi tahu para pelaku yang membullynya hingga akhirnya diketahui setelah bertanya pada teman-teman korban dan tetangga.

Baca Juga: Fans Wajib Tahu! Bertukar PC StayC Bikin Netizen Terkejut dengan Istilah Transaksi Mini dan Send

Pelaku diduga berjumlah 4 orang dan salah satu pelaku adalah anak SMP, para pelaku adalah teman-teman bermain F dari satu desa tapi kampung yang berbeda.

Dari rekaman video yang berdurasi sekitar 50 detik tersebut terdengar pelaku yang suaranya dapat dikenali.

Dikatakan juga sebelum korban meninggal, para pelaku dan korban telah dipertemukan oleh RT RW setempat.

Baca Juga: Ternyata Tidak Hanya Pendeta, Ustaz Juga Jadi Korban Penembakan KKB di Kenyam Papua

Orangtua korban juga mengatakan keluarga pelaku sempat mengunjungi keluarga korban dan meminta maaf.

Keluarga korban mengatakan sudah merelakan kepergian F dan meminta supaya kejadian yang sama tidak terulang.

Sejumlah pihak seperti KPAID (Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah) Kab. Tasiklamaya turut membantu menangani kasus ini.

Baca Juga: Buntut 9 Warga Sipil Tewas Dibantai KKB, Satu Peleton Brimob Dikirim ke Distrik Kenyam Nduga Papua

Pendampingan psikis untuk keluarga korban hingga pendampingan pada para pelaku yang masih anak-anak juga dilakukan.

Selain itu langkah proses hukum juga dilakukan agar kejadian seperti yang terjadi pada F tidak terulang lagi ke anak-anak lainnya.

Edukasi terhadap anak-anak dan terutama orangtua sebagai pendamping anak dalam berperilaku juga sangat penting untuk dilakukan untuk menghindari kejadian bully seperti yang dialami F.***

Editor: Yusuf Ariyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x