Peneliti Unpad Hanny Hafiar: Sportivitas Atlet Dijadikan Konten di Medsos Bisa Meredam Tawuran Antar Suporter

23 September 2023, 19:55 WIB
Peneliti Unpad Hanny Hafiar: Sportivitas Atlet Dijadikan Konten di Medsos Bisa Meredam Tawuran Antar Suporter /Unpad/

BAGIKAN BERITA-Tawuran antar suporter olahraga di tanah air kerap kali terjadi, terutama suporter sepakbola. Tidak hanya di lapangan, tawuran antar suporter melalui media sosial juga kini semakin sering terjadi.  Terkait hal tersebut, Peneliti Universitas Padjadjaran Hanny Hafiar menghimbau atlet tanah air untuk aktif mengelola reputasi online. 

Selain berprestasi di bidangnya, menurut peneliti Unpad Hanny Hafiar, para atlet perlu aktif memanfaatkan media sosial. Bahkan, temuan risetnya menemukan sportivitas atlet di lapangan yang dijadikan konten di media sosial berpotensi mampu meredam potensi perang antar-suporter.

Hanny Hafiar, Dosen Prodi Hubungan Masyarakat-Fikom Unpad ini menekankan perlunya athlete branding strategy di Indonesia. Mengutip hasil kajian Akiko Arai, lanjutnya, athlete branding strategy memiliki tiga dimensi yakni athlete performance, athlete appearance, dan marketing lifestyle.

Baca Juga: Polman Bandung Gelar Lomba Nasional Cad Cam, Diikuti 143 Peserta dari Seluruh Politeknik di Indonesia

Peneliti Unpad Hanny Hafiar mengkritik konten media sosial atlet Indonesia lebih ke arah atlet appearance & marketing lifestyle. Foto atau visualisasi di medsos lebih banyak bersifat penonjolan penampilan diri.

“Saat ini supporter remaja di Indonesia lebih menyukai konten yang bersifat athlete performance di media sosial. Secara umum memang eksposure informasi yang berisi athlete performance berpengaruh pada peningkatan sportivitas supporter olahraga. Para supporter cenderung meniru karakteristik atlet favorit mereka,” jelasnya dalam podcast Hasil Riset dan Diseminasi (HaRD Talk) Universitas Padjadjaran yang diunggah pada kanal YouTube @unpad.

Dia melanjutkan, athlete performance terbagi atas empat indikator yakni kemampuan olahraga (athletic expertise), keunikan gaya bertanding (competition retile), sportivitas (sportsmanship), dan persaingan (rivalry).

Baca Juga: Penting Diketahui, 4 Tips Badan Tetap Sehat Selama Berpuasa Ramadan

“Diantara keempat indikator tersebut, hasil riset kami menunjukkan suporter Indonesia lebih menyukai konten media sosial yang bertema sportivitas dan rivalry,” paparnya.

Berdasarkan hasil pengujian atas tiga kali penyebaran angket yang dilakukan secara bertahap, tim peneliti menemukan peningkatan jiwa sportivitas atlet di lapangan, mempengaruhi jiwa sportivitas yang ditampilkan oleh para supporter di media sosial. Oleh karena itu para atlet perlu perbanyak konten-konten bermuatan sportivitas. 

“Ternyata sportivitas offline yang diterapkan para atlet juga berpengaruh pada sportivitas online para suporternya,” kata Hafiar.

Hafiar memaparkan konten bermuatan sportivitas dapat ditampilkan melalui bermain fairplay, sikap menghargai wasit, sikap supporter yang menghargai tim lawan, dan sikap yang baik antar-pemain.

“Potret atlet yang bermain secara fairplay perlu menjadi konten di media sosial agar bisa menginspirasi suporter. Hal ini dapat meningkatkan sprotivitas supporter saat berinteraksi di media sosial. Diharapkan dapat menurunkan tensi atau potensi konflik antar-suporter,” paparnya .

Baca Juga: Universitas ARS Menjalin Kerjasama dengan 11 Perusahaan Ternama

Dalam membuat unggahan, lanjut Hafiar, para atlet pun dianjurkan untuk selalu konsisten, serta senantiasa mematuhi standar yang telah ditentukan pada tahap awal. Kebiasaan ini perlu diterapkan agar image dan reputasi mereka dapat terbangun secara efektif, sesuai target sasaran. 

Tak hanya itu, para atlet juga perlu memperhatikan aspek informatif, edukatif, dan persuasif dalam berkomunikasi di media sosial. Meski aspek hiburan juga penting, para atlet sebaiknya tetap memegang erat tanggung jawab mereka sebagai figur publik, dengan tetap fokus mempromosikan gaya hidup yang sehat bagi tubuh dan pikiran.

Hafiar yakin jika pedoman tersebut ditaati oleh para atlet, audiens dan reputasi yang mereka bangun dapat menarik perhatian para pemilik brand yang membutuhkan "wajah" dari industri olahraga untuk keperluan promosi. “Jadi, selain memberi pengaruh positif kepada masyarakat, para atlet juga dapat memperoleh keuntungan dari praktik ini.”

Perlu Dukungan Klub

Hafiar mengakui pengembangan reputasi online akan terasa berat jika hanya menjadi tanggung jawab atlet secara pribadi. Klub olahraga tempat mereka bernaung, lanjutnya, perlu memberikan dukungan.

“Contohnya jika tim sepakbola akan bertanding, akun media sosial klub atau atlet perlu mengunggah konten-konten ajakan fairplay, respect dan lainnya. Bisa dipertimbangkan keberadaan tim branding di tingkat klub. Humas klub harus memiliki personel yang menguasai sport photography, sport journalism,” jelasnya.

Terkait platform media sosial, Hafiar melihat walaupun keberadaan TikTok sudah mulai menyusul popularitasnya dari Instagram, namun dengan berbagai fitur yang ada, ternyata Instagram sampai sekarang masih cenderung menjadi platform yang banyak diakses oleh netizen yang ingin mencari informasi terkait atlet.

Terakhir, tambahnya, organisasi-organisasi olahraga hingga pemerintah perlu ikut turun tangan. Selain membuat kebijakan preventif, kedua pihak tersebut juga perlu membina para atlet untuk aktif mengingatkan penggemarnya agar tetap bersikap sportif dan menjaga kedamaian sebagai sesama peminat dunia olahraga.***

Editor: Hendra Karunia

Tags

Terkini

Terpopuler