Kelompok Tani Pangkalan Desa Cilembu Sumedang Mengikuti Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik yang Lebih Hemat

1 November 2023, 13:56 WIB
Kelompok Tani Pangkalan Desa Cilembu Sumedang Mengikuti Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik yang Lebih Hemat dan Bisa Menghasilkan /

BAGIKAN BERITA- Kelompok tani Pangkalan yang berlokasi di desa Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik cair pada Selasa 31 Oktober 2023.

Pelatihan pembuatan pupuk organik yang diikuti oleh Kelompok Tani Pangkalan di desa Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang ini merupakan rangkaian program CSR kerjasama antara PT Pos Indonesia dengan Universitas Padjadjaran. 

Dosen dari Fakultas Peternakan Unpad Muhamad Fatah Wiyatna, S.Pt., M.Si. memberikan materi cara pelatihan pembuatan pupuk organik kepada kelompok tani desa Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. 

Baca Juga: Kick Off Pemberdayaan Desa Mandiri dan Ketahanan Pangan Kerjasama PT Pos Indonesia dan Unpad Resmi Dimulai

Seperti diketahui Muhamad Fatah Wiyatna, S.Pt., M.Si., merupakan dosen Fakultas Peternakan Unpad yang mengembangkan konsep sistem pengelolaan sampah yang bernama Biodigester Biomethagreen. 

Sementara itu cara kerja dari sistem biomethagreen adalah sampah organik dipilah terlebih dahulu dari rumah tangga. Kemudian , sampah dimasukkan ke dalam bak digester dan dibantu oleh bakteri khusus, sampah di bak biodigester itu dapat menghasilkan gas metan yang langsung disalurkan sebagai bahan bakar biogas atau pembangkit generator listrik. Sisanya dapat menjadi limbah cair yang kaya nutrisi. Limbah tersebut bisa diolah lagi untuk dijadikan pupuk organik cair.

Menurut Fatah, pengelolaan sampah selain menggunakan  konsep Biodigester Biomethagreen, juga bisa menggunakan dalam skala prototype yang lebih kecil dan bisa diaplikasikan terhadap barang-barang bekas yang ada disekitar rumah untuk membuat pupuk organik. 

Baca Juga: PT Pos Indonesia Kolaborasi dengan Unpad Berikan Program Desa Mandiri dan Ketahanan Pangan di Desa Cilembu

"Dengan adanya program ini niatan ingin mengoptimalkan potensi yang ada di desa Cilembu Kabupaten Sumedang, dalam pertanian itu faktor keberhasilan itu bukan hanya misalkan dari bibit dan pupuk saja, ternyata yang perlu diperhatikan media tanah, " ujar Fatah saat memberikan penjelasan kepada para kelompok tani Pangkalan. 

Lebih lanjut Fatah menjelaskan, misalkan media tanah menggunakan pupuk kimia,  ternyata pupuk kimia hanya untuk  memberi makan tanaman saja. Sedangkan tanahnya tidak diberi makan. Malah sebaliknya kalau pupuk kimia itu bukan memperbaiki struktur tanah namun sebaliknya membuat tanah menjadi keras dan produktivitasnya jadi rendah karena tanahnya menjadi keras. 

"Saya dapat pengalaman, selain dari masalah benih, bibit dan pupuk, pemeliharaan itu termasuk pengendalian hama, ada juga faktor yang kadang-kadang kita masih kurang mementingkan media tanah. Media tempat tanaman itu misalkan  tumbuh baik maka hasil tanamannya akan bagus, "katanya.

Baca Juga: Apa Syarat Mengajukan KUR BRI November 2023? Dokumen Ini Perlu Disiapkan

Sedangkan dalam median tanah itu, tambah Fatah, tanah itu terdiri dari macam-macam seperti warna dan teksturnya, bagaimana caranya sitanah itu dibuat menjadi gembur, nah itu memerlukan yang namanya bahan  organik. 

"Jumlah dan caranya harus diperhatikan, dalam pembuatan media tanah itu bukan hanya dicangkul kemudian pupuknya ditaburkan, tetapi lebih ke pengolahan tanah. Faktor kedalaman cangkul sangat berpengaruh, " katanya. 

Setelah menjelaskan manfaat pupuk organik bagi tanaman, Fatah mengajak kelompok Tani Pangkalan untuk praktek langsung membuat pupuk organik dari barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai. 

Baca Juga: Beli di Shopee Live Dapat Undangan Nonton JKT48, Sesi Live Zee dan Freya Langsung Diserbu Penggemar!

Untuk membuat pupuk organik bahan-bahan yang diperlukan adalah kotoran ayam, sekam, sampah organik, urin kelinci, molases ( tetes tebu) probiotik. 

Selanjutnya semua bahan-bahan tersebut dimasukkan kedalam wadah plastik yang sudah tidak terpakai. 

Sedangkan prosesnya memakan waktu sekitar 7 hingga 14 hari untuk menjadi.pupuk cair dan pupuk kompos. 

Baca Juga: Kepala BI Jabar Optimistis Ekonomi Jawa Barat pada Tahun 2023 Akan Tumbuh Positif

Fatah berharap, dengan adanya pelatihan membuat pupuk cair ini, panennya lebih banyak dari yang sebelumnya. 

"Dengan membuat  pupuk organik sendiri jadi  lebih hemat karena bisa memanfatkan bahan yang ada disekitar. Jadi para petani lebih mandiri, bahkan bisa menjadi peluang usaha dengan menjual pupuk tersebut, " katanya. 

Pelatihan ini merupakan rangkaian lanjutan dari acara penandatanganan Berita Acara Kolaborasi antara PT Pos Indonesia dengan Universitas Padjadjaran pada 17 Oktober 2023 lalu.

Pada program pemberdayaan ini, anggota kelompok tani akan diberikan edukasi dan pelatihan peternakan, pengolahan limbah organik menjadi pupuk padat, pupuk cair dan biogas. 

Selain itu ada juga pelatihan budi daya hidroponik, pembuatan sumur bor untuk pengairan dan air bersih dan sebagainya. 

Dampak dari semua kegiatan tersebut adalah terciptanya ketahanan pangan. Dengan adanya program bantuan sumur bor dan pelatihan cara mengelola sampah kerjasama PT Pos Indonesia dan Unpad ini ilmunya dapat bermanfaat dan semoga menjadi petani yang unggul.***

Editor: Hendra Karunia

Tags

Terkini

Terpopuler